Yayasan Syakirah Ramadhan dan RS dr. Soetarto Gelar Baksos Kestra ke-630, Cek Kesehatan Gratis dan Datangkan 60 Terapis Untuk Pijat 500 Warga Prawirodirjan

    Yayasan Syakirah Ramadhan dan RS dr. Soetarto Gelar Baksos Kestra ke-630, Cek Kesehatan Gratis dan Datangkan 60 Terapis Untuk Pijat 500 Warga Prawirodirjan
    Yayasan Syakirah Ramadhan, RS dr. Soetarto, DPC P-AP3I Kota Tangerang dan Yogyakarta, LKP Juang 16 dan LSK Pitra saat menggelar Baksos Kestra ke-630 di Prawirodirjan, Selasa (29/10/2024)/Foto: Yayasan Syakirah Ramadhan.

    Yogyakarta - Yayasan Syakirah Ramadhan bersama Rumah Sakit (RS) dr. Soetarto sukses menggelar kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Kesehatan Tradisional (Kestra) ke-630, dengan memberikan layanan pijat tradisional dan cek kesehatan gratis, bagi warga Kelurahan Prawirodirjan, Selasa (29/10/2024).

    Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Warga II Prawirodirjan (Taman Kanak-Kanak/TK Mekar Sari) Kampung Prawirodirjan RT.26 RW.09, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, didukung penuh oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perkumpulan Para Pemijat Penyehatan Indonesia (P-AP3I) Kota Tangerang dan Yogyakarta, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Juang 16 dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Pijat Kesehatan Tradisional Indonesia (Pitra).

    Ketua Yayasan Syakirah Ramadhan Inong Atilani, S.H. menuturkan, menggandeng RS dr. Soetarto, kegiatan ini merupakan Baksos Kestra ke-630 yang dilaksanakan bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Yayasan Syakirah Ramadhan. Mengusung tema "Kesehatan Tradisional Mengembangkan Semangat Indonesia Merdeka", baksos ini memberikan pelayanan pijat tradisional dan cek kesehatan gratis untuk warga yang membutuhkan atau memiliki keluhan badan tidak nyaman.

    "Selain mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan supaya derajat kesehatan masyarakat Indonesia semakin meningkat, kegiatan positif seperti ini akan menumbuhkan rasa persaudaraan dan solidaritas di antara para terapis pijat tradisional, " ujarnya.

    Baksos berjalan dengan tertib dan lancar, sebanyak 60 terapis pijat tradisional profesional dan bersertifikat menangani sekitar 500 warga, mulai dari pagi hingga sore, dengan layanan pijat untuk berbagai keluhan, seperti sakit kepala, nyeri punggung hingga nyeri sendi. Sebelum mendapatkan terapi, para warga terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk cek tensi (tekanan darah), berat badan dan tinggi badan (Indeks Massa Tubuh/IMT) dan kadar gula darah yang dilanjutkan konsultasi dengan dokter dari RS dr. Soetarto untuk memastikan kondisi mereka siap untuk dipijat.

    Selain itu, Inong Atilani juga berharap agar baksos ini menjadi wadah bagi para terapis kesehatan tradisional seperti akupunktur, akupresur, bekam dan pijat tradisional untuk berbagi kepada sesama serta memperkenalkan manfaat kesehatan tradisional kepada masyarakat, sekaligus bisa berbagi ilmu dan pengalaman di lapangan dengan rekan seprofesi.

    “Kami ingin masyarakat lebih mengenal pengobatan tradisional dan memberikan ruang bagi generasi muda untuk tertarik pada profesi terapis pijat tradisional yang kompeten dan tersertifikasi, ” tambahnya.

    Yayasan ini juga mendorong anak muda untuk mempelajari keterampilan pijat tradisional melalui LKP Juang 16, yang menawarkan pelatihan bagi calon terapis dengan kompetensi dan sertifikasi. “Penting untuk memahami bahwa kesehatan tradisional bertujuan untuk meningkatkan kesehatan badan, bukan menyembuhkan penyakit, ” ungkapnya.

    Baksos Kestra ke-630 ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi para pemijat tradisional dengan jalan praktik langsung di lapangan dan saling bertukar ilmu antar terapis. Sesudahnya, diharapkan juga muncul kesadaran masyarakat terhadap manfaat kesehatan tradisional sehingga ke depan mereka tidak ragu lagi untuk melakukan terapi pijat tradisional.

    Ketua DPC P-AP3I Kota Tangerang Zulhendri hadir bersama 25 terapis untuk menyukseskan Baksos Kestra ke-630 dan merayakan HUT ke-8 Yayasan Syakirah Ramadhan. “Kami berharap pijat tradisional semakin dikenal dan bermanfaat bagi masyarakat. Bagi yang ingin menjadi terapis profesional bersertifikat, LKP Juang 16 siap menyediakan pelatihan berdurasi 200 jam dengan biaya mulai dari Rp1.300.000, ” ucapnya.

    LKP Juang 16 membuka pintu bagi masyarakat yang memiliki kemauan dan semangat untuk menekuni profesi terapis pijat tradisional. Lembaga ini juga telah menjalin kerja sama dengan LSK Pitra untuk melaksanakan Uji Kompetensi Terapis.

    Sementara itu, Ketua DPC P-AP3I Yogyakarta Norbertus Darwanto menyambut baik antusiasme warga Prawirodirjan dan sekitarnya dalam kegiatan ini. "Kami ingin membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui terapi Penyehat Tradisional (Hatra), " kata dia.

    Organisasi P-AP3I sendiri memiliki skema pijat tradisional yang luas meliputi pijat kaki, tangan, badan, kepala dan bayi maupun pijat lainnya. Menurut Darwanto, profesi terapis memiliki masa depan yang cukup menjanjikan jika dikelola secara serius dan profesional. "Lewat Baksos Kestra ke-630 ini, diharapkan profesi terapis pijat tradisional semakin dilirik dan diminati oleh generasi muda, " jelasnya.

    Erwin dan Imam, terapis pijat tradisional dari Kota Tangerang sekaligus pemilik S-Hatee Refleksiology and Sport Massage, merasa senang berpartisipasi di acara ini. “Baksos Kestra ke-630 ini, memberikan kesempatan untuk menambah pengalaman dan jam terbang sebagai terapis, sekaligus mempererat hubungan dengan masyarakat dan sesama terapis, ” kata mereka, yang berencana membuka cabang di Yogyakarta pada 2025.

    yogyakarta yayasan syakirah ramadhan p-ap3i lkp juang 16 lsk pitra
    RIO ARDIAN

    RIO ARDIAN

    Artikel Sebelumnya

    Penuh Semangat Kebersamaan, Denkesyah Yogyakarta...

    Artikel Berikutnya

    Perfect White Series Perkenalkan Bryan Domani...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah
    Hidayat Kampai: Kisah Dunia Akademik yang Terkontaminasi Ulah Para Bahlul

    Ikuti Kami